Kisah keteladanan Nabi Musa AS merupakan salah satu teladan besar yang menginspirasi umat manusia untuk selalu menegakkan keadilan, keimanan, dan kebenaran. Sejak masa kecilnya, Nabi Musa telah menunjukkan sifat-sifat kepahlawanan dan kebajikan yang luar biasa. Ketika Fir’aun memerintahkan pembunuhan bayi-bayi Bani Israil, ibu beliau dengan penuh keberanian menyembunyikan Nabi Musa demi menyelamatkan nyawanya. Dalam keadaan genting itu, Allah SWT mengatur segala sesuatunya dengan indah; Nabi Musa pun diselamatkan dan akhirnya dibesarkan di lingkungan istana Fir’aun, meskipun beliau berasal dari kaum yang tertindas.
Di dalam istana, Nabi Musa mendapatkan pendidikan dan pengalaman yang luas. Namun, sejak muda hatinya telah dipenuhi rasa keprihatinan terhadap penderitaan kaum Bani Israil yang hidup di bawah bayang-bayang penindasan. Perasaan empati inilah yang kemudian mendorong beliau untuk mencari keadilan dan kebenaran. Suatu ketika, ketika melihat ketidakadilan yang terjadi, Nabi Musa tanpa ragu menegur seorang Mesir yang sedang menyakiti seorang budak Israil. Kejadian itu merupakan titik balik dalam hidupnya, karena di sanalah beliau mulai menyadari panggilan hidupnya untuk memperjuangkan hak kaum tertindas.
Kisah semakin mendalam ketika Allah SWT memilih Nabi Musa untuk menjadi utusan-Nya. Di atas bukit Sinai, Allah memanggil beliau dengan wahyu suci dan memberikan perintah untuk memimpin Bani Israil keluar dari perbudakan di Mesir. Dalam pertemuan yang agung tersebut, Allah memberikan mukjizat-mukjizat sebagai tanda kekuasaan-Nya dan keabsahan kenabian Musa. Salah satu mukjizat yang paling terkenal adalah ketika tongkat Nabi Musa berubah menjadi ular, yang kemudian menjadi bukti nyata keajaiban Allah dan menguatkan iman umat yang mendengarnya.
Setelah menerima perintah ilahi, Nabi Musa AS dengan penuh keikhlasan memimpin Bani Israil dalam perjalanan panjang menuju kebebasan. Perjalanan tersebut tidaklah mudah; mereka harus menghadapi berbagai rintangan, termasuk kejaran pasukan Fir’aun yang ingin mengejar mereka. Namun, di tengah kesulitan itu, Allah SWT memberikan pertolongan-Nya dengan membelah Laut Merah sehingga umat Musa dapat melintasinya dengan selamat. Kejadian ini bukan saja menandakan kemenangan atas kezaliman, tetapi juga menegaskan betapa pentingnya kepercayaan dan ketaatan kepada Allah dalam menghadapi setiap cobaan.
Sifat kepemimpinan Nabi Musa AS tidak hanya terpancar dari keberaniannya dalam menghadapi musuh, tetapi juga dari kelembutan hatinya dalam mendengarkan keluh kesah umatnya. Beliau selalu bersikap adil, mendengarkan nasihat, dan mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan. Dalam setiap ujian yang dihadapi, Nabi Musa mengajarkan pentingnya sabar, tawakal, dan berusaha sekuat tenaga sambil selalu bergantung pada pertolongan Allah SWT. Keteladanan beliau menginspirasi umatnya untuk selalu mencari keadilan, menghindari penindasan, dan hidup dengan penuh keimanan meskipun dihadapkan pada situasi yang sangat sulit.
Hingga akhir hayatnya, Nabi Musa AS tetap menjadi simbol perjuangan melawan kezaliman dan penindasan. Beliau mengajarkan bahwa setiap ujian yang datang dalam hidup adalah bentuk kasih sayang Allah untuk menguatkan iman dan memperbaiki keadaan. Dengan mencontoh sifat-sifat beliau, umat manusia diajak untuk selalu mengutamakan kejujuran, keadilan, dan ketaatan kepada Sang Pencipta. Kisah hidup Nabi Musa AS, yang penuh dengan mukjizat dan pengorbanan, terus hidup sebagai sumber inspirasi dan motivasi untuk menghadapi segala tantangan kehidupan dengan penuh keyakinan dan harapan.
Luas Tanah | 75 m2 |
Luas Bangunan | 44 m2 |
Status Lokasi | HPL |
Tahun Berdiri | 1995 |